obat tradisional Minahasa
Jenis-jenis sediaan obat tradisional di Tonsea diracik dengan cara yang sangat sederhana, yaitu berupa ramuan segar daun, tanaman obat yang dikeringkan, bentuk rebusan, dan obat tradisional untuk mandi. Tetapi, yang menarik dari etnis Tonsea Minahasa adalah adanya bentuk sediaan yang unik, yaitu "preparat asap" dan "preparat uap". Tetapi, yang perlu dipikirkan adalah apakah "preparat asap" atau "preparat uap" ini benar-benar rasional, efektif, dan aman. Beberapa bahan obat tradisional yang telah terbukti berkhasiat, ternyata juga dipakai sebagai obat tradisional di Tonsea, misalnya temulawak ("tumbulawa), kunyit ("kuni"), daun tapak kuda (to'dong noat"), kumis kucing ("makumi nemeong"), kencur ("sukur"), daun sirih ("douna"), buah pinang ("mbua"), pare ("paria"), pala, cengkeh, jahe ("sedep"), kucai ("dansuna kayu"), bawang putih ("dansuna puti"), dan terong (poki-poki). Beberapa tanaman obat yang sering digunakan sebagai ramuan obat tradisional di Tonsea dan mungkin juga spesifik bagi daerah ini adalah "kaseta" (Jatropha curcas, jarak pagar), "se se wanua" (Clerodendron serratum), "kayu lawang", "reramdam", "dudi", "tulis wene" (geloba, amomum album), "karimenga" (goringo" Menado), dan "tere". Kebenaran khasiat tanaman ini perlu dilakukan penelitian farmakologinya, mengingat belum banyak literatur yang memberikan penjelasan tentang jenis tanaman obat tersebut.